Banjir kembali merendam Kota Bekasi dan mengganggu aktivitas warganya pada Selasa. Sebanyak 22.856 kepala keluarga dilaporkan terdampak banjir yang meluas di delapan kecamatan dan lebih dari 26 kelurahan di Kota Bekasi, Jawa Barat. Wilayah ini telah lama rentan terhadap banjir, bahkan sejak zaman kerajaan Tarumanegara. Upaya pengendalian banjir pada masa Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara tercatat dalam Prasasti Tugu yang ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, Koja, Jakarta Utara. Raja Purnawarman melakukan penggalian sungai yang kini menjadi Kali Bekasi dan Kali Cakung untuk mengatasi banjir yang sering terjadi. Meski demikian, urbanisasi dan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi perumahan dan industri di Bekasi telah meningkatkan risiko banjir di wilayah tersebut. Faktor lain yang menyebabkan banjir di Bekasi meliputi tingginya aliran air di permukaan, turunnya kemampuan tanah untuk menyerap air, serta perubahan iklim yang memengaruhi pola banjir lewat intensitas dan frekuensi hujan. Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah banjir di Bekasi, termasuk mengatasi alih fungsi lahan, pengelolaan DAS, serta pembatasan izin bisnis yang berpotensi merusak struktur tanah dan fungsi lahan di wilayah Jawa Barat.
Riwayat Banjir Bekasi: Perjuangan Terus Berlanjut

Read Also
Recommendation for You

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan akan dampak buruk krisis iklim bagi warga Jakarta….

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa tahun 2024 akan mengalami anomali suhu sebesar…

Sebuah fenomena menarik tengah terjadi di China, di mana perempuan muda tengah menunjukkan minat yang…

Aplikasi pesan instan WhatsApp tidak hanya digunakan untuk berkirim pesan teks, tetapi juga untuk mengirim…

NASA membatalkan rencana mendaratkan perempuan pertama dan orang dengan kulit non-putih pertama di Bulan sebagai…