Intel, raksasa pembuat chip, telah mengumumkan penunjukan chief executive officer (CEO) baru untuk membantu perusahaan pulih dari masa-masa sulit yang dihadapinya. Lip-Bu Tan akan menggantikan posisi yang sebelumnya dipegang oleh Pat Gelsinger, yang mengundurkan diri pada Desember lalu. Tan memiliki pengalaman lebih dari satu dekade sebagai CEO perusahaan desain teknologi Cadence Design Systems, di mana ia berhasil memimpin proses “reinvention of the company.” Sebagai founding managing partner dari Walden Catalyst Ventures, Tan juga telah berinvestasi di berbagai bidang seperti semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), cloud, dan teknologi canggih lainnya.
CEO Interim Intel, Frank Yeary, menyatakan bahwa, “Lip-Bu adalah seorang pemimpin luar biasa dengan keahlian yang sangat dibutuhkan Intel dalam industri teknologi saat ini.” Frank Yeary juga akan kembali menjadi ketua dewan independen setelah Lip-Bu Tan resmi menjabat sebagai CEO pada 18 Maret mendatang. Tan, yang berasal dari Malaysia, akan menghadapi tugas besar untuk mengembalikan dominasi Intel di pasar chip yang telah direbut oleh para pesaing seperti Qualcomm dan Nvidia dalam era revolusi teknologi mobile computing dan kecerdasan buatan (AI).
Masa depan Intel sempat diragukan beberapa bulan terakhir, namun dengan kepemimpinan baru yang dipegang oleh Lip-Bu Tan, diharapkan perusahaan ini dapat bangkit kembali. Tan harus membuktikan bahwa dia mampu menjadi CEO yang lebih efektif daripada pendahulunya, Gelsinger, yang gagal dalam upaya memperbaiki kinerja perusahaan. Intel sebelumnya telah melakukan pemangkasan biaya operasional hingga US$10 miliar dengan mengurangi 15% staf pada bulan Agustus. Dan pada bulan November, Intel kehilangan tempatnya di Dow Jones Industrial Average ke Nvidia, setelah menempati posisi itu selama 25 tahun.
Upaya Intel untuk merevitalisasi kinerja perusahaan ini juga sejalan dengan dorongan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, yang ingin mendorong investasi dalam produksi chip di Amerika Serikat. Hal ini menjadi penting karena manufaktur semikonduktor dianggap sebagai masalah keamanan nasional. Intel, yang telah lama menjadi ikon industri teknologi Amerika, harus mampu bersaing dan terus mengembangkan teknologinya untuk mendukung kebutuhan akan chip dalam berbagai sektor, mulai dari komputasi, kecerdasan buatan, hingga aplikasi militer dan medis.