Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan spesies baru cecak jarilengkung (genus Cyrtodactylus) di Jawa Timur. Cecak tersebut diberi nama C. pecelmadiun yang terinspirasi dari kuliner khas Jawa Timur. Menurut peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Awal Riyanto, spesies ini ditemukan di lingkungan urban seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng, dan kebun di permukiman desa. Alasan di balik penamaan cecak jarilengkung ini dengan nama kuliner Pecel Madiun karena spesies ini ditemukan di sekitar Madiun, yakni di Maospati dan Mojokerto.
Menurut Awal, para peneliti ingin memperkenalkan ragam kuliner Nusantara melalui dunia sains, sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dalam deskripsi C. papeda dari Pulau Obi dan C. tehetehe dari Kepulauan Derawan. Secara morfologi, C. pecelmadiun memiliki warna dasar cokelat kehitaman, dengan panjang tubuh jantan dewasa mencapai hingga 67,2 mm dan betina hingga 59,0 mm. Spesies ini cenderung sebagai spesies generalis dalam hal habitat, ditemukan tidak lebih dari 40 cm di atas permukaan tanah, di berbagai lingkungan yang dekat dengan aktivitas manusia.
Cecak jarilengkung Jawa atau Cyrtodactylus marmoratus merupakan spesies pertama yang dideskripsi oleh Gray (1831). Selain itu, hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa Cyrtodactylus di Jawa terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu grup darmandvillei dan marmoratus, yang keduanya merupakan kompleks spesies. Penemuan ini memicu eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi dari Cyrtodactylus di Jawa. Selain itu, hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa pada edisi 16 Januari 2025 dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.