Penurunan Nilai Rupiah: Dampak Sikap Hati-hati Investor Terhadap Tarif AS

Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, menilai pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah disebabkan oleh sikap hati-hati investor terhadap potensi risiko dari tarif perdagangan Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar, menurutnya, merespons potensi risiko dari tarif perdagangan AS yang akan diberlakukan. Sentimen pasar cenderung hati-hati menyusul laporan bahwa Presiden Donald Trump berencana menerapkan pendekatan tarif timbal balik mulai 2 April. Hal tersebut turut berdampak pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia yang juga melemah. Meskipun Trump telah mengancam dengan tarif timbal balik, pasar masih ragu seberapa serius komitmennya, mengingat pengalaman Trump dalam mengubah kebijakan sebelumnya. Tiongkok dan Uni Eropa pun telah mempersiapkan balasan terhadap AS, yang dapat meningkatkan ketegangan perdagangan global. Di sisi lain, dalam negeri, banyaknya perusahaan yang bangkrut dan PHK besar-besaran turut berdampak pada daya beli masyarakat menjelang Hari Lebaran. Data dari BPS menunjukkan adanya deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024, yang kian berlanjut di awal tahun 2025. Menyambut Lebaran, pelaku usaha berharap dapat meningkatkan bisnis dan menggerakkan konsumsi masyarakat, terutama dalam sektor ritel, pariwisata, akomodasi, makanan dan minuman, serta transportasi. Hal ini karena aktivitas mudik dan libur Lebaran yang melibatkan ratusan juta masyarakat memberikan dampak signifikan bagi sektor-sektor tersebut.

Source link