Artikel ini membahas situasi kursi kedua Red Bull dan spekulasi tentang kemungkinan pergantian pembalap setelah dua balapan. Pembalap Liam Lawson mengakui kesulitan yang melampaui perkiraannya, dengan hasil yang kurang memuaskan dalam kualifikasi dan balapan. Meskipun demikian, manajer tim Red Bull, Christian Horner, menyatakan bahwa tim akan mengevaluasi semua data yang ada sebelum membuat keputusan mengenai masa depan Lawson.
Sebagai penggantinya, Yuki Tsunoda dianggap sebagai kandidat yang potensial. Meskipun tidak dipromosikan selama musim dingin, Tsunoda mendapat pujian dari konsultan motorsport, Helmut Marko, yang mengindikasikan kemungkinan peran yang lebih serius dalam tim.
Masalah utama dalam situasi ini adalah sejauh mana mobil Red Bull yang sulit dikendalikan oleh pembalap kedua. Dengan gaya mengemudi Verstappen yang unik, mobil RB21 menjadi tantangan bagi siapa pun yang mencoba menyainginya. Hal ini telah menyulitkan beberapa pembalap sebelumnya, termasuk Lawson, untuk menemukan performa yang konsisten.
Dalam konteks ini, pembalap Franco Colapinto juga disebut sebagai kandidat kejutan di Racing Bulls. Meskipun belum dipastikan, manajemen Red Bull sedang mengevaluasi berbagai opsi yang tersedia. Dengan tingginya kompetisi di F1 dan tekanan untuk bersaing di level teratas, keputusan terkait kursi kedua Red Bull akan menjadi kunci bagi kesuksesan tim ini di musim yang akan datang.