Dalam momen libur Lebaran Idulfitri 2025/1446 Hijriah, warga diingatkan untuk tetap waspada terhadap potensi bencana gempa dan tsunami. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana gempa dan tsunami sering kali terjadi saat musim libur hari raya, termasuk saat Lebaran Idulfitri.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebutkan bahwa sejarah BMKG mencatat setidaknya 13 kejadian gempa dan tsunami merusak yang terjadi selama periode perayaan hari raya dan liburan. Beberapa contoh kejadian tersebut antara lain Tsunami Ambon 1674, Gempa Palu Sulteng 2012, dan Tsunami Aceh 2004.
Pemudik diharapkan untuk memperhatikan risiko bencana gempa dan tsunami, terutama pada jalur transportasi darat. Sebagai negara rawan gempa, Indonesia memiliki banyak segmen sumber gempa subduksi dan sesar aktif. Oleh karena itu, pemudik perlu mendapatkan pembekalan pengetahuan mitigasi untuk mengurangi risiko bencana tersebut.
Selain itu, pemudik juga perlu memahami beberapa hal penting terkait potensi gempa dan tsunami selama perjalanan mudik, antara lain mengenali sebaran sesar aktif, menghindari likuefaksi di jalan raya, dan menjaga jarak aman antar kendaraan selama guncangan gempa. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemudik dalam menghadapi potensi bencana selama libur Lebaran.