Tarif Trump Taruhan AI dalam Ekonomi Global

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan kebijakan tarif baru yang memancing spekulasi tentang penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam penetapan nilainya. Kebijakan tersebut mencakup dua tarif baru, yakni universal senilai 10 persen yang berlaku untuk 180 negara, dan tarif resiprokal yang berlaku untuk 60 negara dengan nilai yang bervariasi. Dalam pengumumannya, Trump memperlihatkan kalkulasi tarif yang mengaitkan tarif yang dikenakan oleh suatu negara terhadap AS dengan tarif resiprokal AS yang nilainya setengahnya. Meskipun belum dijelaskan secara rinci asal-usul angka dalam kalkulasi tersebut, banyak yang menduga bahwa penghitungannya dapat disederhanakan dan dilakukan oleh AI Chatbot. Ekonom James Surowiecki membuat ulang pertanyaan dan menduga bahwa tarif yang diumumkan Trump didasarkan pada defisit perdagangan suatu negara dengan AS dibagi total ekspornya ke AS. Meskipun Gedung Putih membantah temuan ini dan memberikan rumus tersendiri, spekulasi tentang penggunaan AI dalam penetapan tarif ini masih hangat. Banyak pengguna menemukan bahwa AI Chatbot seperti ChatGPT, Gemini, Claude, atau Grok memberikan rumus defisit dibagi ekspor jika diminta untuk menyelidiki tarif yang harus dikenakan untuk menyeimbangkan defisit perdagangan bilateral antara AS dan mitra dagangnya. Hal ini memberikan asumsi bahwa perhitungan tarif kompleks ini mungkin terbantu dengan intervensi teknologi AI.

Source link