Pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini disebabkan oleh respons negatif dari negara-negara terhadap kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Menurut Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, pengumuman kebijakan tarif Trump memicu sentimen negatif di pasar. Pasar khawatir bahwa ekonomi global akan mengalami penurunan akibat perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal AS. Hal ini mendorong pelaku pasar untuk beralih dari aset berisiko ke aset aman. Selain itu, pelemahan kurs rupiah juga dipengaruhi oleh data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang melebihi proyeksi. Sentimen negatif juga datang dari perang yang masih berlangsung di beberapa wilayah, seperti di Timur Tengah dan Ukraina. Pada pembukaan perdagangan Senin pagi, nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp16.904 per dolar AS. Pasar masih menunggu respons terhadap hasil negosiasi, dengan harapan bahwa Trump dapat melunak, yang berpotensi positif bagi aset berisiko. Semua pihak menantikan perkembangan lebih lanjut terkait kondisi pasar uang yang terpengaruh oleh peristiwa global dan kebijakan ekonomi AS.
Rupiah Terus Melemah, Penyebabnya Respons Negatif Tarif Resiprokal AS

Read Also
Recommendation for You

Pemerintah Indonesia telah mengajukan proposal negosiasi tarif kepada Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan juga memperkuat…

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal, telah resmi membentuk panitia seleksi pengurus baru Bank…

Menurut Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan, transaksi produk Tabungan Emas Pegadaian diperkirakan akan…

PT Sucorinvest Asset Management mengajak masyarakat dan investor untuk memahami arah kebijakan pemerintah dan kondisi…

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak mengawasi atau mengatur Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih yang tidak…