Bank Indonesia yakin inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2025. Pada bulan Maret 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan inflasi sebesar 1,65 persen dari bulan sebelumnya. Bank Indonesia tetap fokus pada menjaga stabilitas harga, bekerja sama dengan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah.
Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa inflasi inti tetap rendah pada bulan Maret 2025, dengan inflasi sebesar 0,24 persen dan secara tahunan sebesar 2,48 persen. Faktor yang memengaruhi inflasi inti termasuk kenaikan harga komoditas global dan permintaan saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, terutama dari inflasi komoditas emas perhiasan.
Sementara kelompok volatile food pada bulan Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 1,96 persen, yang dipengaruhi oleh kenaikan harga bawang merah, cabai rawit, dan daging ayam ras akibat gangguan cuaca dan permintaan selama HBKN Idulfitri. Bank Indonesia yakin inflasi volatile food dapat tetap terkendali dengan kerja sama bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP.
Di sisi lain, kelompok administered prices pada bulan Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 6,53 persen, yang disebabkan oleh kenaikan harga tarif listrik setelah berakhirnya diskon 50 persen dan deflasi pada angkutan udara selama HBKN Idulfitri. Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat deflasi sebesar 3,16 persen.
Dengan berbagai langkah yang diambil, Bank Indonesia memastikan komitmen untuk menjaga stabilitas harga dan akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mencapai target inflasi yang telah ditetapkan.
