Manajemen kunci Red Bull membahas rencana darurat setelah hasil yang mengecewakan di Grand Prix Bahrain, di mana Max Verstappen harus puas finis di urutan keenam. Performa RB21 yang buruk dan masalah handling yang diakibatkan oleh penggunaan ban keras membuat Verstappen kesulitan naik peringkat. Meskipun ia berhasil maju setelah mengganti ban, pit stop yang buruk dan selisih waktu finish 34 detik dari pemenang membuat tim Red Bull merasa perlu mengadakan pertemuan dadakan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Bos tim Christian Horner, penasihat motorsport Helmut Marko, direktur teknik Pierre Wache, dan kepala insinyur Paul Monaghan hadir dalam pertemuan tersebut. Marko menyatakan kekhawatiran tentang ketidakcompetitifan Red Bull dan berbagai masalah teknis yang dihadapi tim. Verstappen juga mengutarakan kekecewaannya terhadap performa mobil dan masalah yang terjadi selama balapan.
Dalam diskusi yang dilakukan, Red Bull berkomitmen untuk terus memperbaiki diri dan menyelesaikan masalah-masalah teknis yang dihadapi. Meski hasil di Bahrain merupakan kekecewaan, tim berharap untuk mendapatkan performa yang lebih baik di balapan-balan berikutnya. Hambatan yang dihadapi, seperti keseimbangan mobil dan pit stop yang tidak berfungsi, harus segera diatasi agar Red Bull dapat kembali bersaing di papan atas.
