Masa Depan Jurnalisme: Peran AI dalam Ruang Redaksi

Dalam dunia jurnalistik, penggunaan kecerdasan buatan (AI) telah menjadi hal yang tak terhindarkan. AI bukan sekadar jargon canggih, melainkan solusi nyata di tengah kompleksitas pekerjaan jurnalistik. Penggunaan AI tidak bertujuan untuk menggantikan peran jurnalis, tetapi sebagai asisten yang membantu dalam memilah data besar, menghasilkan ringkasan berita dengan cepat, dan membantu menjangkau lebih banyak pembaca melalui variasi judul berita. Berbagai media terkemuka seperti The Washington Post dan The Wall Street Journal sudah memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Selain itu, AI juga membuka peluang bagi jurnalis untuk melakukan peliputan investigatif lebih dalam berbasis analisis yang tidak bisa dilakukan oleh mesin. Namun, penggunaan AI dalam jurnalisme juga harus memperhatikan etika dan transparansi. AI harus bisa membantu menunjang akurasi berita dan menghidupkan semangat eksploratif dalam jurnalisme.

Di Indonesia, Dewan Pers telah menerbitkan Pedoman Penggunaan AI dalam Karya Jurnalistik pada Januari 2025. Pedoman ini menegaskan bahwa AI hanya sebagai alat bantu, bukan pengganti manusia, dan setiap konten yang menggunakan AI harus mencantumkan keterangan tersebut. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik dan mencegah penyebaran bias atau disinformasi yang bisa diperkuat oleh algoritma. Intinya, penggunaan AI dalam jurnalisme adalah tentang bagaimana manusia bisa memanfaatkannya dengan bijak demi masa depan jurnalisme yang lebih bertanggung jawab.

Source link