Peringatan Kebakaran Hutan Saat Kemarau: Sorotan BMKG di Riau

Peningkatan Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan Selama Musim Kemarau 2025

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan peningkatan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau 2025. Di tengah masuknya Indonesia ke musim kering, BMKG memperingatkan agar semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, lebih waspada.

Peningkatan risiko karhutla yang diperkirakan akan muncul di berbagai wilayah disebut membutuhkan langkah pencegahan yang cepat untuk menghindari kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi, dan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat.

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, musim kemarau diprediksi akan dimulai secara bertahap mulai akhir April hingga Juni di sebagian besar wilayah, dengan puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada periode Juni-Agustus. Meskipun sebagian besar wilayah diprediksi akan mengalami kondisi normal, sekitar 26 persen wilayah berpotensi mengalami kemarau lebih basah dari biasanya, sementara 14 persen lainnya berpotensi mengalami kemarau lebih kering.

Risiko karhutla diperkirakan meningkat secara signifikan di berbagai wilayah seperti Riau, Sumatera Utara, Jambi, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. Untuk mengantisipasi potensi karhutla, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah lainnya melakukan berbagai upaya pembasahan lahan, mempertahankan tinggi muka air di lahan, serta mengoptimalkan pemanfaatan hujan saat periode transisi menuju musim kemarau.

Untuk mengurangi risiko karhutla, penting bagi seluruh pihak terkait untuk mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat, terutama di wilayah-wilayah yang dinyatakan berisiko tinggi. Dengan adanya kerjasama antarinstansi dan kesadaran penuh dari masyarakat, diharapkan peningkatan potensi karhutla selama musim kemarau 2025 dapat diminimalisir untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Source link