Rupiah diperkirakan akan menguat kembali terhadap dolar AS berkat harapan kesepakatan antara China dan AS. Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan hal ini sebagai dampak dari Trump yang menyentuh isu tersebut pada hari Minggu. Menurutnya, China sudah menyatakan kesiapan untuk berunding, sementara Trump menyebut bahwa China tertarik untuk mencapai kesepakatan. Meskipun pemerintah AS resmi mencabut aturan pembebasan bea masuk bagi barang impor kecil dari China dan Hong Kong, dampaknya diprediksi tidak signifikan. PDB Indonesia yang diperkirakan mengalami kontraksi di kuartal I-2025 sebesar -0,89 persen juga dianggap dapat membatasi penguatan rupiah. Berdasarkan analisis tersebut, kurs rupiah diprediksi berkisar antara Rp16.400-Rp16.500 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan hari Senin, rupiah menguat sebesar 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.431 per dolar AS. Sentimen negatif dalam negeri tersebut juga direspons dengan peningkatan kurs rupiah.
Rupiah Menguat Seiring Prospek Kesepakatan Dagang China-AS

Read Also
Recommendation for You

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mengkaji potensi untuk mengembangkan dan meluncurkan Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis…

Implementasi transisi energi dapat terganggu akibat gejolak ekonomi global yang sedang terjadi. Menteri Keuangan, Sri…

PT BRI Asuransi Indonesia atau BRI Insurance telah mendapatkan penghargaan pada acara Indonesia Regulatory Compliance…

Bank Mega Syariah mencatat pertumbuhan pendapatan yang signifikan sebesar Rp320,8 miliar pada kuartal pertama tahun…

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kota Singkawang, Kalimantan Barat, aktif meningkatkan program pembinaan keterampilan bagi Warga…