Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan bahwa nenek moyang Tyrannosaurus rex atau T-rex berasal dari Asia dan menyeberangi ‘jembatan darat’ menuju Amerika Utara sekitar 70 tahun lalu. Hasil penelitian yang terbit di Royal Society Open Science pada 7 Mei 2025 dipimpin oleh Cassius Morrison, seorang mahasiswa doktoral paleontologi di University College London.
Studi ini menggunakan pemodelan matematika untuk menyimpulkan bahwa nenek moyang T-rex kemungkinan tiba di Amerika Utara setelah menyeberangi Selat Bering antara Siberia dan Alaska sekitar 70 tahun yang lalu. Temuan ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan hubungan lebih dekat T-rex dengan Tarbosaurus di Asia daripada predator Amerika Utara seperti Daspletosaurus.
Pada periode tersebut, Amerika Utara merupakan rumah bagi hutan hujan sedang dengan iklim yang mirip dengan British Columbia saat ini. Morrison juga menyatakan bahwa nenek moyang Tyrannosaurus kemungkinan lebih sedikit jumlahnya daripada dinosaurus herbivora yang mereka mangsa. Karena jumlah yang lebih sedikit, maka peluang mereka untuk dilestarikan dalam catatan fosil juga berkurang.
Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran T-rex meningkat secara cepat selama periode penurunan suhu global. Hal ini menunjukkan bahwa T-rex lebih mampu berkembang di iklim dingin, mungkin karena memiliki bulu atau karena darah panas. Pertumbuhan ukuran yang cepat juga terjadi setelah kepunahan kelompok dinosaurus raksasa pemakan daging lainnya yang dikenal sebagai carcharodontosaurus.
Penelitian ini juga menyoroti kehadiran T-rex terbesar di Amerika Utara dan Selatan selama Periode Kapur dan mengapa mereka tumbuh begitu besar pada akhir zaman dinosaurus. Temuan ini dianggap sebagai karya ilmiah yang baik dalam melacak evolusi T-rex dan dinosaurus pemakan daging lainnya dari waktu ke waktu serta membandingkan perkembangan mereka dengan perubahan iklim.