Bangunan-bangunan Romawi kuno yang masih kokoh hingga ribuan tahun menjadi misteri menarik yang terus dipecahkan oleh para peneliti hingga saat ini. Beton Romawi yang menjadi struktur bangunan kuno ini dikenal memiliki daya tahan yang luar biasa, berbeda dengan semen Portland yang hanya mampu bertahan selama 75 hingga 100 tahun. Para peneliti mencatat bahwa salah satu bahan penting dalam pembuatan beton Romawi adalah pozzolan, abu vulkanik yang digunakan untuk membuat campuran yang unik dan kuat.
Pozzolan mengandung silika dan alumina yang, saat bereaksi dengan kapur dan air, mampu menghasilkan beton yang tahan lama dan kuat, bahkan memiliki kemampuan penyembuhan diri saat retak. Metode pencampuran beton Romawi kuno juga melibatkan penggunaan pecahan kapur dan hot mixing, yang membantu mempercepat pengerasan beton. Tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menemukan bahwa metode hot mixing ini memberi kontribusi besar dalam daya tahan beton Romawi kuno yang luar biasa.
Meskipun begitu, para peneliti terus melakukan penelitian mendalam untuk memahami sepenuhnya metode pembuatan beton Romawi kuno. Dengan upaya terus-menerus untuk mengungkap rahasia beton Romawi, mereka berharap dapat memahami sepenuhnya teknologi yang digunakan oleh bangsa Romawi dalam menciptakan struktur bangunan yang kokoh hingga ribuan tahun. Kehandalan beton Romawi kuno adalah bukti nyata dari keahlian dan pengetahuan tinggi yang dimiliki oleh bangsa Romawi dalam bidang teknologi konstruksi pada masa lalu.