Grup Keroncong Mangestoni menjadi pembuka acara Keroncong Plesiran edisi ke sembilan di Desa Wisata Tinalah, Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Dalam festival ini, konsep orkestra keroncong progresif menghadirkan pengalaman musik elegan di tengah alam terbuka yang asri. Festival tersebut terbagi dalam dua sesi pertunjukan dengan berbagai musisi lintas genre, termasuk comeback dari Kornchong Chaos yang dikenal bengal dan lucu di atas panggung.
Keroncong Plesiran tidak hanya sebagai konser semata, tetapi juga destinasi wisata budaya yang menawarkan relaksasi, ekspresi, dan edukasi. Sejumlah grup keroncong tampil di sesi kedua, seperti Omah Cangkem, Komunitas Symphony Kerontjong Moeda, Marcello Tahitoe, Bilal Indrajaya, Endah Laras, dan Okky Kumala. Meskipun hujan turun deras, penonton tetap antusias, terutama saat penampilan Marcello Tahitoe dengan aransemen lagu-lagu populer dalam balutan musik keroncong.
Festival Keroncong Plesiran tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga mendorong sektor ekonomi kreatif dan pariwisata lokal. Konsep 3A (Amenitas, Aksesibilitas, Atraksi) menjadi perhatian utama dalam memilih lokasi di Desa Wisata Tinalah. Penonton yang membeli tiket Festival diberikan tempat duduk yang nyaman, baik bean bag maupun seat mat untuk menikmati acara. Festival juga menyediakan stand tenda UMKM, fasilitas laktasi, playground, dan camping ground bagi pengunjung.
Keroncong Plesiran telah menjadi ruang apresiasi bagi musisi, penikmat, dan komunitas keroncong dari berbagai kalangan. Dampaknya terasa luas dalam menggerakkan ekonomi lokal dan membangkitkan minat terhadap musik keroncong di kalangan generasi muda. Festival ini memberikan kesempatan untuk menikmati musik keroncong sebagai bagian dari upaya mempertahankan tradisi dengan semangat baru.