Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menekankan pentingnya produksi iPhone oleh Apple di dalam negeri AS. Beliau bahkan mengancam akan memberlakukan tarif 25 persen untuk produk-produk Apple yang diproduksi di luar negeri. Trump secara terus terang tidak setuju dengan rencana perpindahan produksi iPhone dari China ke India. Trump telah menyampaikan ketidaksetujuannya langsung kepada CEO Apple Tim Cook.
Apple sebelumnya merencanakan pemindahan produksi iPhone untuk pasar AS dari China ke India, di tengah ketegangan perdagangan antara AS dan China. Meski begitu, Apple nampaknya bersikeras untuk tetap memproduksi iPhone di luar AS. Mengapa Apple memutuskan untuk tetap berproduksi di luar negeri?
Alasan di balik keputusan ini sebenarnya telah diungkapkan oleh mendiang CEO Apple, Steve Jobs, pada pertemuan dengan Presiden AS ke-44, Barack Obama pada tahun 2010. Jobs menganggap bahwa sistem pendidikan di AS kurang mendukung untuk memproduksi iPhone secara lokal. Perusahaan tersebut membutuhkan ribuan insinyur teknik untuk operasional pabrik, yang sulit ditemukan di AS.
CEO Apple saat ini, Tim Cook, telah menyatakan kesetujuannya terhadap alasan Jobs, namun tetap berharap akan adanya produksi iPhone di AS. Analis teknologi terkemuka, Dan Ives, juga menilai bahwa pemulihan produksi iPhone ke AS akan sulit dilaksanakan dan dapat mengakibatkan kenaikan harga iPhone hingga tiga kali lipat. Ives memperkirakan bahwa proses pemindahan rantai pasok iPhone ke AS akan memerlukan biaya dan waktu yang besar.
Meskipun Trump telah lama meminta Apple untuk memproduksi iPhone di AS, namun kesulitan dalam pemasokan dan biaya produksi masih menjadi hambatan. Trump tetap menegaskan bahwa ponsel pintar buatan Apple harus diproduksi dan dirakit di AS, agar tidak dikerjakan oleh pabrik dari China atau India.