Pada 300 ribu tahun lalu, terdapat sembilan spesies manusia yang pernah hidup di Bumi, tetapi sekarang hanya Homo sapiens yang tersisa. Mengapa spesies lainnya menghilang ketika Homo sapiens menyebar ke seluruh dunia, masih menjadi misteri. Teori-teori berbeda telah diajukan, namun penelitian terbaru mulai memberikan petunjuk yang lebih jelas.
Sejak 40 ribu tahun lalu, Homo sapiens menjadi satu-satunya spesies manusia berkaki dua yang masih bertahan. Faktor-faktor seperti tingkat kelangsungan hidup bayi yang lebih baik, perubahan iklim, dan bahkan aktivitas seperti berburu manusia lain atau kawin silang, disebut-sebut menjadi alasan mengapa Homo sapiens terus ada.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Nature tahun 2023 menunjukkan bahwa Homo sapiens berasal dari satu tempat di Afrika dan berevolusi melalui interaksi antara dua populasi yang ada sejak satu juta tahun lalu. Meskipun banyak perdebatan mengenai nenek moyang terakhir Homo sapiens, data yang pasti masih sulit ditemukan.
Dalam konteks ketahanan sosial, Homo sapiens terbukti memiliki kelompok yang lebih besar dan keragaman genetik yang lebih tinggi dibandingkan spesies lainnya. Ini memberi mereka keunggulan dalam bertahan dari perubahan iklim dan keterbatasan lingkungan. Simulasi terbaru menunjukkan bahwa Homo sapiens berhasil mengungguli Neanderthal melalui serangkaian keunggulan kompetitif, meskipun detail-detailnya masih diperdebatkan.
Keberhasilan Homo sapiens dalam bertahan hidup juga bisa disebabkan oleh inovasi-inovasi kecil seperti menenun dan jarum jahit yang memungkinkan mereka lebih adaptif terhadap lingkungan. Jejaring sosial yang luas juga memainkan peran penting dalam berbagi pengetahuan dan inovasi di antara Homo sapiens. Dengan demikian, Homo sapiens mampu mengungguli dan mengasimilasi spesies lain untuk bertahan hidup.