Kualifikasi di Barcelona baru-baru ini menjadi momen pahit bagi Yuki Tsunoda, meskipun Max Verstappen berhasil meraih P3 dengan mobil RB21. Setelah tersingkir di Q1, Tsunoda menjadi pembalap Red Bull kedua musim ini yang mencatatkan waktu paling lambat dalam sesi kualifikasi. Hal ini membuat Helmut Marko menganggap perlu “didiskusikan secara internal”, sementara Tsunoda sendiri merasa sedih dan mengakui ada “keterbatasan mendasar” pada mobilnya tanpa mengetahui pastinya apa itu.
Verstappen juga mengomentari Tsunoda selama sesi media, menyebutnya bukanlah pembalap yang pantas berada di P20. Pembalap Red Bull lainnya, Isack Hadjar, juga mengatakan bahwa Tsunoda jelas lebih berharga daripada posisi P20 dan menghargai usahanya meskipun tidak mengetahui situasi yang dialaminya.
Kejadian ini mencerminkan tren yang sudah berlangsung lama di Red Bull, di mana kursi kedua menjadi polemik yang membuat Verstappen harus berjuang sendirian dalam balapan. Verstappen juga menekankan kesulitan dalam mengendalikan mobil Red Bull dan mengindikasikan hal ini akan berlangsung hingga tahun 2025.
Terkait dengan persaingan McLaren, Verstappen mengakui bahwa mobil Red Bull masih kekurangan cengkeraman yang dibutuhkan untuk bersaing dengan baik. Meskipun demikian, Verstappen lebih menghargai memiliki mobil yang kompetitif daripada mempunyai rekan setim yang kuat.
Secara keseluruhan, situasi ini menyakitkan bagi Red Bull Racing dalam perebutan gelar konstruktor, namun Verstappen bersikap realistis dan sadar akan keterbatasan yang ada pada mobilnya.