Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, mengungkapkan bahwa jumlah investor pasar modal meningkat menjadi 16.245.270 Single Investor Identification (SID) pada bulan April 2025. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan sebesar 2,98 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 15.774.512 SID. Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan dalam negeri untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) saham sebagai upaya untuk memperkuat struktur permodalan.
Investor pasar modal terdiri dari berbagai jenis, seperti investor saham, obligasi, reksa dana, dan surat berharga lainnya. Meskipun demikian, beberapa perusahaan tampaknya menunda pelaksanaan IPO karena alasan internal, seperti perbaikan pengungkapan informasi dan peningkatan kinerja keuangan. Meskipun kondisi ekonomi global sedang tidak pasti, Inarno memastikan bahwa tidak ada penundaan IPO yang disebabkan oleh faktor eksternal.
Indonesia, meskipun dihadapkan pada ketegangan perdagangan global, tetap menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid. Hal ini tercermin dari inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang positif, dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga. Ketidakpastian ini justru mendorong investor untuk berinvestasi di negara berkembang dengan potensi pertumbuhan besar seperti Indonesia.
Dengan fundamental ekonomi yang kuat, Indonesia menjadi salah satu pilihan investor dalam menghadapi dinamika ekonomi global saat ini. Inarno menegaskan bahwa sentimen eksternal, seperti perang dagang, melahirkan peluang bagi investor untuk mencari pasar yang stabil dan memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia tetap menarik bagi para investor.