Misi pendaratan pertama Jepang di bulan mengalami kegagalan pada Jumat (6/6) ketika wahana ispace gagal mendarat dengan baik. Perusahaan berbasis di Tokyo itu bermaksud menjadi perusahaan swasta ketiga yang berhasil mendarat di bulan. Namun, data yang diterima mengindikasikan bahwa pendaratan hanya bisa berupa crash landing. Komunikasi dengan wahana pendarat tidak dapat dipulihkan sehingga misi diakhiri. Kegagalan ini terjadi setelah dua tahun sebelumnya misi yang sama juga berakhir dengan kecelakaan.
Wahana antariksa Resilience tanpa awak milik ispace mengalami pendaratan terakhir yang menakutkan. Meskipun berhasil mengaktifkan mesin utamanya, kontak dengan wahana pendarat hilang ketika hampir mencapai posisi vertikal. Masalah teknis menyebabkan kecepatan yang diperlukan untuk mendarat tidak tercapai. Hanya lima negara saja yang berhasil mendarat di bulan dengan sukses, namun keterlibatan perusahaan swasta seperti ispace membuka peluang baru untuk eksplorasi luar angkasa.
Penjelajah bulan Resilience memuat beberapa muatan penting, termasuk penjelajah mikro dan eksperimen produksi pangan. Meskipun upaya mendarat kedua gagal, CEO Takeshi Hakamada menegaskan pentingnya mengambil pelajaran dari kegagalan untuk misi-misi mendatang. Berbagai perusahaan swasta, termasuk Intuitive Machines dan Firefly Aerospace, juga berpartisipasi dalam misi pendaratan di bulan, menunjukkan minat yang terus berkembang dalam eksplorasi luar angkasa.