Sapi Chianina, yang berasal dari Italia sekitar 2.200 tahun yang lalu, dikenal sebagai sapi terbesar di dunia. Meskipun dari jauh terlihat seperti sapi biasa, namun dari dekat terlihat jelas ukuran tubuhnya yang luar biasa besar. Sebagai hewan yang dikenal sebagai sapi paling agresif, Chianina juga dahulu dikenal sebagai ‘raksasa putih’ oleh orang-orang Romawi kuno.
Sapi Chianina awalnya dihargai oleh orang-orang Romawi kuno karena bulunya yang putih. Mereka kerap digunakan dalam upacara adat dan prosesi khusus Romawi Kuno. Dikembangkan pertama kali sebagai sapi penarik yang kuat, Chianina menggunakan kekuatan tubuhnya untuk membajak tanah. Beberapa abad kemudian, sapi ini disukai karena produksi dagingnya yang berkualitas dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 2 kg per hari.
Sapi jantan Chianina bisa tumbuh hingga 2 meter dengan berat sekitar 1,6 ton, sementara anak sapi Chianina memiliki berat sekitar 50 kg. Meskipun tak banyak orang yang beternak sapi Chianina saat ini, namun beberapa peternak khusus di Italia masih memelihara hewan ini. Contohnya adalah Daniele dan Dario Mecarelli yang mengelola pertanian Agricola Collivecchi di dekat Moore, Italia.
Menurut Daniele, sapi Chianina merupakan pemakan yang baik, toleran terhadap panas dan sinar matahari, serta memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit. Keunggulan sapi Chianina terletak pada tingkat pertumbuhan dan kualitas dagingnya. Meski dianggap sebagai induk yang baik, sapi Chianina dikenal sebagai hewan yang agresif. Sebuah informasi menarik mengenai sapi Chianina, mengingat keberadaannya yang unik dan menarik bagi pecinta hewan.
