Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menerima laporan dari Iran terkait kondisi fasilitas nuklir mereka yang diserang Israel. Dirjen IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan pihaknya terus memantau situasi di Iran, khususnya di Natanz, yang menjadi target serangan Israel. IAEA menjalin komunikasi dengan pihak berwenang Iran untuk mendapatkan informasi terkini terkait imbas serangan tersebut. Iran memberitahu IAEA bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr tidak terkena serangan dan tidak terjadi peningkatan tingkat radiasi di Natanz.
Natanz merupakan fasilitas nuklir Iran dengan dua pabrik pengayaan uranium, yaitu Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) bawah tanah dan Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Pilot (PFEP) di atas tanah. FEP berfungsi untuk pengayaan dalam skala komersial dengan sekitar 14 sentrifugal terpasang di Natanz. PFEP digunakan untuk memperkaya uranium hingga tingkat 60 persen. Bushehr adalah satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi di Iran, menggunakan bahan bakar Rusia. Pembangkit ini mulai beroperasi pada tahun 2013 dan menyumbang 1,7 persen produksi listrik nasional. Iran memiliki rencana untuk memperluas program tenaga nuklir hingga kapasitas total 20.000 MW(e) dalam beberapa dekade mendatang.