Musim hujan masih terus mengguyur Jakarta dan sekitarnya belakangan ini. Pertanyaannya, apakah ini merupakan pertanda bahwa musim hujan belum berakhir di Jakarta? Berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), seharusnya hampir semua wilayah Jakarta sudah melewati musim hujan dan telah memasuki musim kemarau. Berdasarkan Bukti Prediksi Musim Kemarau Indonesia 2025, wilayah Jakarta secara bertahap akan memasuki musim kemarau sejak dasarian 3 April.
Wilayah Jakarta terbagi ke dalam tiga Zona Musim (ZOM) yaitu ZOM BantenDKI 14 (wilayah utara), BantenDKI 15 (wilayah tengah), dan BantenDKI 16 (wilayah selatan). ZOM BantenDKI 14 adalah wilayah pertama yang memasuki musim kemarau pada dasarian 3 April, mencakup Kepulauan Seribu; Cengkareng, Jakarta Barat; Cakung dan Duren Sawit, Jakarta Timur; hingga Cilincing, Kelapa Gading, Tanjung Priok, dan sekitarnya di Jakarta Utara.
Selanjutnya, ZOM BantenDKI 15 memasuki musim kemarau pada dasarian 2 Juni dengan wilayah mencakup Kebon Jeruk, Kembangan, Palmerah di Jakarta Barat; Cempaka Putih, Menteng, Senen, Tanah Abang di Jakarta Pusat; Jatinegara, Pulogadung, Matraman di Jakarta Timur; serta Kebayoran Lama, Setiabudi, hingga Tebet di Jakarta Selatan.
Sementara itu, wilayah selatan Jakarta yang termasuk dalam ZOM BantenDKI 16 baru saja memasuki musim kemarau pada akhir pekan lalu, atau dasarian 3 Juni. Wilayah ini mencakup Cilandak, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pancoran, hingga Jagakarsa di Jakarta Selatan; serta Cipayung, Ciracas, sampai Pasar Rebo di Jakarta Timur.
Meski terjadi pembaruan pada prediksi awal musim kemarau 2025 oleh BMKG, wilayah Jakarta tidak mengalami perubahan dan tetap sesuai dengan prediksi yang dirilis pada Maret. Meski demikian, prediksi Maret menyoroti kemunduran awal musim hujan di Jakarta. Wilayah utara Jakarta mengalami awal musim kemarau mundur sebanyak satu dasarian, sedangkan wilayah tengah dan selatan mundur sebanyak tiga dasarian.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa kemunduran awal musim kemarau tahun ini disebabkan oleh tingginya curah hujan (Atas Normal) selama periode April hingga Mei 2025. Hal ini telah diprediksi sebelumnya oleh BMKG melalui prakiraan iklim bulanan yang dirilis pada Maret 2025. Prediksi tersebut mengantisipasi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan, menyebabkan wilayah-wilayah tersebut belum sepenuhnya bertransisi ke musim kemarau seperti biasanya. Menurut Dwikorita, anomali curah hujan di wilayah tersebut merupakan dasar prediksi mundurnya musim kemarau tahun ini.