Penelitian BRIN: Bakteri Wolbachia pada Nyamuk Papua Tekan Malaria

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang melakukan studi awal pendeteksian bakteri Wolbachia di Papua, daerah endemis malaria. Penelitian dilakukan pada nyamuk Anopheles di lima titik di Kabupaten Keerom, yaitu Sanggaria, Yatu Raharja, Ubiyau, Samanawa, dan Pitewi. Bakteri Wolbachia ini memiliki kemampuan untuk mengganggu siklus hidup patogen penyebab penyakit dalam tubuh nyamuk, serta memengaruhi reproduksi serangga.

Dari hasil penelitian terhadap 1.701 nyamuk, ditemukan empat spesies utama nyamuk Anopheles di Papua, di antaranya Anopheles punctulatus, koliensis, farauti, dan bancrofti. Wolbachia terdeteksi secara alami pada tiga spesies, dengan prevalensi tertinggi pada Anopheles punctulatus. Meskipun prevalensinya rendah, hasil penelitian ini cukup signifikan karena menunjukkan keberadaan alami Wolbachia pada nyamuk Anopheles di Papua.

Bakteri Wolbachia bekerja dalam pengendalian vektor melalui tiga mekanisme utama, yaitu inkompatibilitas sitoplasmik (CI), pemendekan umur nyamuk, dan gangguan terhadap patogen (pathogen interference). Penyakit tular vektor, terutama malaria, masih menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan global. Penelitian ini mencoba menduplikasi solusi yang sudah berhasil diterapkan untuk kasus demam berdarah.

Meski pendekatan Wolbachia telah terbukti berhasil pada nyamuk Aedes atau vektor penyakit demam berdarah, penelitian terhadap nyamuk Anopheles sebagai vektor utama malaria masih terbatas. Studi ini masih memiliki sejumlah tantangan terutama terkait efektivitas Wolbachia pada spesies nyamuk yang berbeda. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak langsung Wolbachia pada malaria dan untuk membangun strategi intervensi jangka panjang yang efektif. Penekanan pada pendekatan ramah lingkungan seperti Wolbachia diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan dalam pengendalian penyakit tular vektor.

Source link