Pertunjukan kolaboratif “Monster Wanamarta” di Kota Yogyakarta membawa semangat baru dalam malam budaya. Kolaborasi antara wayang kulit, wayang wong, seni tari, teater modern, dan teknologi visual digital membuat pertunjukan ini menjadi spektakuler. Acara ini diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta sebagai upaya untuk memperkenalkan kembali warisan budaya Nusantara kepada generasi muda.
Cerita “Monster Wanamarta” mengisahkan petualangan Pandhawa yang terjebak di hutan angker Wanamarta bersama tiga anak manusia. Dengan sentuhan komedi, dialog kekinian, tata cahaya modern, dan efek visual digital, pertunjukan ini berhasil memikat penonton muda dan memberikan pengalaman yang segar.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menekankan pentingnya menyajikan warisan budaya dengan cara yang baru namun tetap mempertahankan nilai-nilai luhur. Pertunjukan ini juga menjadi wadah untuk menciptakan, mewarisi, dan memperbarui seni tradisional serta kisah pewayangan.
Monster Wanamarta juga berhasil menarik perhatian penonton internasional, seperti Saki Maeta, mahasiswi asal Jepang, yang terpesona dengan kekayaan budaya Yogyakarta. Pertunjukan ini membuktikan bahwa seni tradisi bisa dihidupkan dengan sentuhan inovasi dan teknologi, memberikan hiburan yang bernilai edukatif dan inspiratif bagi penonton.