Momen Tersulit dalam Karier Saya: Sebuah Cerita Inspiratif

Pada Kamis di trek Hungaria, Pecco Bagnaia telah mengubah sikapnya setelah insiden di Austria, di mana dia mengatakan telah kehilangan kesabaran. Pembalap Italia ini menunggu penjelasan dari Tim Ducati tentang masalah yang timbul dengan Desmosedici GP25. Setelah menyelesaikan dua sesi latihan pertama di lintasan yang penuh dengan lubang tikus, Bagnaia dengan hati-hati memilih kata-katanya, meskipun esensi pernyataannya sama seperti sebelumnya. Namun, penampilannya tidak meningkat, dengan posisi ke-14 diurutkan dari hasil terbaik Acosta dan Marquez. Bagnaia sebelumnya telah mengalami hal yang sama ketika menguji motor Panigale V4 Bologna yang berakhir dengan hasil buruk. Dia mengakui bahwa masalah utamanya dengan GP25 adalah kesulitan saat berhenti dan belok dengan rem, yang terasa lebih jelas di sirkuit yang sempit. Meskipun mengaku sulit melihat dirinya di kualifikasi 2 dan bersaing di 10 besar, Bagnaia optimis untuk memperbaiki performa di lintasan yang harus diakui tidak mudah.

Dalam setiap penampilannya, juara MotoGP dua kali ini selalu dibandingkan dengan rekan satu timnya, Marquez. Bagnaia mengakui tantangan berat yang dihadapinya saat ini dan mengakui kemampuan Marquez yang luar biasa dalam mengoptimalkan performa motor. Meski bisa belajar dari data dan cara Marquez mengendarai motor, Bagnaia merasa dirinya tetap sulit untuk menyesuaikan gaya berkendara, meskipun tidak ingin menyebut motor yang dia kendarai buruk. Perbandingan performa antara Bagnaia dan Marquez semakin jelas, dengan keberhasilan Marquez dalam mengatasi masalah yang ada. Bagnaia berusaha untuk terus meningkatkan performa meski menghadapi momen sulit dalam kariernya.

Source link