Transformasi Pikiran dan Kematangan Acosta: Membawa Perubahan yang Signifikan

Pedro Acosta mengalami kampanye pertamanya di MotoGP pada tahun 2024 dengan berbagai kesalahan dan peluang yang terlewatkan. Meskipun menunjukkan kecepatan sejak awal dan berani bersaing langsung dengan pembalap kelas berat seperti Marc Marquez, Acosta sering kali terjatuh dan kurang konsisten untuk menghasilkan hasil yang memuaskan. Di MotoGP Hungaria bulan lalu, Acosta menyadari perlunya mengurangi agresivitasnya setelah crash kualifikasi yang membuatnya kehilangan kesempatan untuk memulai balapan dari posisi terdepan. Meskipun kesalahan tersebut sebagian bisa dikaitkan dengan kurangnya pengalaman, ia juga mulai frustrasi dengan situasi KTM, baik di dalam maupun di luar lintasan.

Sejak musim panas, stabilitas telah kembali ke tim Mattighofen setelah diakuisisi oleh Bajaj, dan perbaikan yang dilakukan KTM di Austria telah membuat RC16 menjadi pesaing reguler dalam perebutan podium. Bersamaan dengan peningkatan kecepatan ini, Acosta terlihat semakin matang sebagai pembalap dengan menjadikan konsistensi sebagai prioritas utama. Meskipun sebagian pembalap lain mungkin merasa frustrasi jika gagal naik podium karena pilihan ban yang salah, Acosta merasa puas dengan raihan poin solid di posisi keempat.

Sebagai pemimpin tim di skuad pabrikan KTM dengan Brad Binder tampil kurang memuaskan, Acosta telah mengambil peran penting dalam mendorong tim ke arah yang benar. Meskipun Enea Bastianini berhasil merebut posisi ketiga dari Acosta di Barcelona, pembalap Spanyol ini merasa senang dengan pencapaiannya. Acosta juga menyatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, ia telah mengalami perubahan besar dalam hal mentalitasnya, menciptakan fondasi yang kokoh untuk masa depan.

KTM telah menikmati kebangkitan di pertengahan musim dengan finis di podium dalam tiga dari empat grand prix terakhir, termasuk juga dalam sprint. RC16 kini secara konsisten berada di posisi tiga besar selama empat akhir pekan berturut-turut, menjadikan KTM hanya tertinggal dua poin dari Aprilia dalam perebutan posisi kedua di klasemen konstruktor di belakang sang juara bertahan, Ducati. Meski gagal menaiki podium, Acosta yakin bahwa finis di posisi lima besar sudah cukup, selama ia terus balapan di posisi terdepan setiap akhir pekan.

Pembalap Spanyol ini telah menunjukkan perubahan pola pikir yang mencolok dari sebelumnya yang lebih sering membuat kesalahan. Konsistensi menjadi kuncinya untuk mencapai hasil yang diinginkan, sambil terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan persaingan di dunia MotoGP.

Source link