Zandvoort adalah sirkuit yang memberikan banyak harapan bagi Fernando Alonso pada akhir pekan tersebut. Pembalap Aston Martin itu berhasil mencatatkan hasil yang menjanjikan pada latihan pertama dan kedua, namun hasil balapan justru mengecewakan. Alonso hanya finis di posisi kedelapan, di belakang rekan setimnya, Lance Stroll. Padahal, sebelumnya Alonso cukup optimis dengan penampilannya sepanjang akhir pekan tersebut.
Meskipun Aston Martin berhasil meraih 10 poin di Zandvoort, yang merupakan akhir pekan terbaik kedua bagi mereka musim ini, Alonso merasa kecewa dengan hasil yang ia dapatkan. Namun, ia yakin masih banyak yang bisa dilakukan dalam menghadapi situasi tersebut. Sebagian kerusakan juga disebabkan oleh Alonso sendiri, yang terjebak di tengah lap pertama dan kesulitan menyalip lawan-lawannya.
Di tengah balapan, Alonso juga mengalami emosi yang bergejolak karena strategi yang kurang efektif. Lewis Hamilton mengalami kecelakaan, mengakibatkan Safety Car dikerahkan dan memberikan keuntungan bagi beberapa pembalap yang belum berhenti. Ini membuat Alonso semakin frustrasi dan membahayakan hubungan dengan timnya. Meskipun demikian, Alonso berhasil finis di posisi kedelapan dan merasa bahwa podium bisa saja ia capai jika strategi yang lebih baik diterapkan.
Setelah balapan, Mike Krack, bos tim Aston Martin, harus kembali menenangkan Alonso dan mengatasi kemarahannya. Kesalahan strategi dan kurangnya data yang akurat akibat kecelakaan Stroll menjadi masalah utama bagi tim. Namun, Krack tetap optimis dengan potensi Fernando Alonso dan tim Aston Martin untuk meraih hasil yang lebih baik ke depannya.