Lembaga riset internasional Ipsos Public Affairs telah mengadakan survei tatap muka untuk melihat perkembangan dan dinamika elektoral menjelang pemilihan calon presiden dan wakil presiden. Survei dilakukan dari 27 Desember hingga 5 Januari di 34 Provinsi di Indonesia. Sebanyak 2000 responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah telah dijangkau dalam survei ini. Metode pengambilan data menggunakan multistage random sampling dengan wawancara tatap muka menggunakan aplikasi Ipsos Ifield Computer-Assisted Personal Interviews (CAPI). Margin Error survei ini adalah ±2,19% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, menyatakan bahwa dinamika pemilih menjelang Pilpres menunjukkan pergeseran yang signifikan, terutama dalam peta kompetisi elektoral. Menurutnya, efek dari Jokowi semakin terlihat dengan meningkatnya elektabilitas dari pasangan Prabowo-Gibran. Selain itu, soliditas dukungan paling tinggi terdapat pada pasangan Prabowo-Gibran, di mana hanya 13% pendukungnya yang masih bisa berubah, sedangkan pasangan Anies-Muhaimin memiliki 15% pendukung yang potensial bergeser, dan pasangan Ganjar-Mahfud memiliki 20% pendukung yang masih bisa bergeser.
Survei juga menunjukkan bahwa elektabilitas Parpol menunjukkan data yang mengejutkan, di mana Partai Gerindra menempati posisi teratas dengan elektabilitas hingga 27%, menggeser PDI Perjuangan yang sebelumnya mendominasi. Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa suara Ganjar di basis PDI Perjuangan, khususnya di Jawa Tengah, semakin tergerus.
Diperhatikan juga bahwa kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Jokowi-Ma’ruf dari 65% di bulan November menjadi 74% di bulan Desember, mengindikasikan bahwa siapapun paslon Capres-Cawapres yang dianggap melanjutkan program-program kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf memiliki kemungkinan besar mendapatkan “Jokowi effect” dalam hal elektabilitas.
Ipsos Public Affairs, selain menjadi anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), juga merupakan anggota Association for Global Research Agency Worldwide (ESOMAR), yang melakukan audit secara periodik terhadap para anggotanya. Ipsos sendiri merupakan lembaga riset internasional yang berpengalaman di dunia global, beroperasi di 90 negara dan terkenal melakukan riset pasar serta riset sosial politik, termasuk di Indonesia. (SENOPATI)