Contoh Pertama: Komandan Peleton Memimpin Dari Jauh
Dalam bukunya yang berjudul “2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto”, Prabowo Subianto menyoroti beberapa contoh pemimpin militer yang tidak bisa menjadi contoh teladan. Menurutnya, mereka bukanlah sosok yang patut dijadikan pemimpin. Prabowo menyampaikan bahwa tujuan dari cerita-cerita ini bukan untuk memburuk-burukan seseorang, namun agar kita bisa belajar dari kesalahan tersebut.
Dalam buku tersebut, Prabowo telah banyak mengisahkan tentang pemimpin-pemimpin yang patut dijadikan contoh, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Namun, di sisi lain, ia juga menyoroti kasus-kasus di mana perwira dan komandan tidak layak untuk diikuti sebagai pemimpin.
Prabowo kemudian menceritakan sebuah pengalaman saat dirinya menjabat sebagai Komandan Batalyon 328 di Timor Timur pada tahun 1988-1989. Saat itu, pasukannya sedang konsolidasi dan memutuskan untuk mengadakan pesta untuk rakyat di kampung tersebut. Prabowo menunjuk seorang Letnan untuk memimpin satu peleton dalam mengamankan area pesta tersebut.
Namun, setelah pesta selesai, Prabowo mendapati sang Letnan tersebut tidak berada di tempat yang seharusnya. Letnan tersebut membiarkan Bintara Peleton memimpin pasukannya di atas bukit yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya sebagai komandan. Prabowo melihat hal ini sebagai contoh kepemimpinan yang tidak benar, di mana seorang komandan harus berada di tengah-tengah anak buahnya, bukan memimpin dari jauh.
Atas pelanggaran prinsip-prinsip kepemimpinan yang mendasar, Prabowo memutuskan untuk mencabut senjata sang Letnan dan menyatakannya sebagai Tenaga Bantuan Operasi. Tindakan ini diambil sebagai pembelajaran bahwa jenis kepemimpinan yang tidak benar tidak boleh ada di kalangan TNI. Meskipun sadar bahwa mungkin banyak pemimpin yang sama, Prabowo tetap menegaskan bahwa hal tersebut tidak pantas.
Sumber: https://prabowosubianto.com/contoh-contoh-pemimpin-yang-tidak-benar/