PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen untuk menjaga likuiditas tetap kuat dengan memprioritaskan peningkatan dana murah (current account savings account/CASA) di tengah tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate.
“Dalam menjaga likuiditas, kami konsisten memprioritaskan peningkatan CASA dengan mengoptimalkan layanan digital,” kata Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini saat konferensi pers virtual di Jakarta, Senin.
Pengoptimalan digital tersebut dilakukan seperti melalui BNI Mobile Banking untuk nasabah retail dan BNI Direct untuk nasabah korporasi. Langkah tersebut, imbuh Novita, diharapkan dapat meningkatkan transaksi nasabah dan menghimpun CASA yang berkelanjutan.
Selain itu, Novita mengatakan bahwa BNI juga akan terus menjaga rasio likuiditas di antaranya rasio liquidity coverage ratio (LCR) dan net stable funding ratio (NSFR) di level yang sehat. Hal ini dapat terlihat dari rasio LCR BNI per Maret 2024 yang mencapai 176 persen dan rasio NSFR BNI mencapai 139 persen atau memenuhi ketentuan regulator.
Selain fokus pada strategi untuk menjaga likuiditas, BNI memfokuskan pada optimalisasi portfolio aset dan pengelolaan pendanaan dengan strategi terukur sehingga dapat mencapai pertumbuhan kredit di tahun 2024.
Novita mengatakan, pengelolaan portfolio aset dilakukan dengan proaktif serta meningkatkan bisnis yang sehat di setiap lini industri dengan tetap menjaga kualitas aset sehingga menghasilkan yield yang optimal.
BNI juga akan mengadaptasi pricing pendanaan dengan strategi yang kompetitif dan juga tetap menarik bagi nasabah guna menjaga margin pendapatan dalam tingkat yang wajar.
“Dengan strategi yang fokus pada penguatan likuiditas, alokasi aset yang optimal, pricing pendanaan yang strategis, BNI meyakini bahwa kinerja akan tetap terus terjaga stabil dalam menghadapi tantangan sekaligus dapat mengoptimalkan peluang untuk memberikan nilai terbaik bagi nasabah dan juga stakeholder,” kata Novita.
Sebagai informasi, dana pihak ketiga (DPK) BNI pada kuartal I 2024 mencapai Rp780,23 triliun atau tumbuh 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Kontribusi CASA terhadap total DPK masih mendominasi, yakni sebesar Rp543,50 triliun atau 69,7 persen dari total DPK. CASA BNI tersebut naik 6,0 persen dibandingkan kuartal I 2023.
Menurut Novita, BNI menyadari adanya tren kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya dana pada kuartal I 2024, sehingga terjadi penurunan margin. Meski begitu, margin bunga bersih (NIM) masih dapat dijaga pada level 4 persen.
Sementara kualitas aset BNI pada kuartal pertama tahun ini tercatat semakin membaik yang terlihat dari penurunan rasio non performing loan (NPL) dan rasio loan at risk (LAR).
Rasio NPL gross pada akhir kuartal I 2024 turun ke level 2,0 persen, jauh lebih rendah daripada kuartal I 2023 yang tercatat 2,8 persen. Sedangkan rasio LAR turun ke level 13,3 persen dari tahun sebelumnya pada level 16,3 persen.
Adapun BI pada Rabu (24/4) resmi mengumumkan kenaikan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen. Keputusan tersebut diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang diselenggarakan pada 23-24 April 2024. Pada RDG BI sebelumnya yang diadakan 19-20 Maret 2024, BI menahan suku bunga acuan di level 6 persen.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024