Berita terkini, update prabowo subianto yang humanis, berani dan tegas
Berita  

Pengaruh tanda-tanda ketahanan ekonomi AS menyebabkan Rupiah melemah

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan bahwa pelemahan rupiah dipengaruhi oleh tanda-tanda ketahanan ekonomi Amerika Serikat (AS) setelah data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur AS mencapai 51, melebihi perkiraan 49,8. Menurut Ibrahim, hal ini menunjukkan bahwa perekonomian AS masih kuat dan memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga. Hal ini juga mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe-haven. Bank sentral AS akan mengadakan pertemuan minggu depan untuk membahas suku bunga, meskipun secara luas pasar memperkirakan bahwa kebijakan akan tetap dipertahankan. Namun, para pejabat Fed telah mengisyaratkan kenaikan suku bunga minimal satu kali lagi pada tahun ini.

Pasar saat ini sedang menanti rilis data ekonomi AS, terutama data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III/2023 yang akan dirilis pada Kamis (26/10), serta data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) yang akan dirilis pada hari Jumat (27/10). Investor juga akan memperhatikan pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, yang diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai kebijakan The Fed dalam periode lockdown menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) minggu depan.

Pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah melemah 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp15.870 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.849 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menguat menjadi Rp15.871 dari sebelumnya Rp15.869 per dolar AS.


Source: ANTARA

Exit mobile version