Keputusan presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, untuk mengontrol penggunaan bahasa oleh para pembalap selama acara resmi telah menimbulkan polemik di kalangan pembalap. Pembatasan tersebut tidak hanya berdampak pada penalti atau kegiatan sosial bagi pelanggar, tetapi juga menyoroti pentingnya perilaku yang semakin diatur oleh FIA selama konferensi pers. Episode Max Verstappen yang dijatuhi sanksi atas umpatannya menjadi sorotan utama, menunjukkan bahwa FIA tidak akan mundur dalam membuat peraturan yang lebih ketat terkait bahasa yang digunakan pembalap. Para pembalap berharap untuk ditangani sebagai orang dewasa namun terbukti bahwa masalah ini jauh lebih kompleks dari sekadar masalah bahasa. Diskusi tentang kemungkinan intervensi FIA terhadap komunikasi radio dalam balapan juga menjadi perhatian, meskipun bertentangan dengan kekuasaan siaran F1 yang dimiliki oleh FOM. Hal ini menunjukkan bahwa FIA harus secara hati-hati mempertimbangkan intervensi apa pun yang berpotensi memengaruhi strategi manajemen tim radio F1 yang telah ada selama ini.
Pembatasan Siaran Radio Tim F1: Implikasi dan Isu Kontroversial

Read Also
Recommendation for You
Alex Rins memberikan pandangannya mengenai kecepatan luar biasa rekan setimnya Fabio Quartararo di MotoGP 2025….
Riccardo Ceccarelli merasakan atmosfer MotoGP di lintasan Misano dengan kekaguman terhadap penghargaan yang diberikan untuk…
Pemilihan presiden FIA dijadwalkan berlangsung pada 12 Desember di Uzbekistan, dengan Mohammed Ben Sulayem dan…
Max Verstappen berhasil meraih pole position dalam kualifikasi Grand Prix Azerbaijan, mengalahkan Carlos Sainz dan…