F1 Tidak Dapat Gelar Balapan di Rwanda: Konflik Berdarah Menghambat

Perwakilan Republik Demokratik Kongo telah menyuarakan keberatannya terhadap rencana Formula 1 untuk menggelar Grand Prix di Rwanda setelah adanya konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Sejak tahun 2022, Republik Demokratik Kongo terlibat dalam pertempuran dengan gerakan pemberontak M23 yang didukung oleh tentara Rwanda di wilayah Kivu Utara. Konflik ini meluas hingga sekitar Goma dan berdampak pada ribuan nyawa. Menteri Luar Negeri Republik Demokratik Kongo, Therese Kayikwamba Wagner, mengajukan agar Formula 1 tidak melanjutkan negosiasi dengan Rwanda terkait penyelenggaraan balapan di sana, meskipun Presiden Rwanda Paul Kagame menyatakan minatnya. Rwanda sendiri membantah bahwa pasukannya mendukung M23, meskipun PBB mengklaim sebaliknya. Negara tersebut sedang membangun lintasan balap permanen di dekat Kigali dan berusaha menarik acara olahraga internasional, termasuk Formula 1. Sementara itu, Afrika Selatan juga menjadi pesaing potensial untuk menjadi tuan rumah Grand Prix. Sejumlah negara lain, seperti Thailand dan Korea Selatan, juga tertarik menjadi tuan rumah balapan Formula 1 di masa depan. Formula 1 sendiri menyatakan bahwa mereka sedang meninjau berbagai tawaran dari calon tuan rumah potensial, termasuk Rwanda dan Republik Demokratik Kongo, dan akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam keputusan mereka.

Exit mobile version