Analisis Terburuk Red Bull dalam 10 Musim Terakhir: Apa yang Terjadi?

Pemecatan yang tiba-tiba terhadap Christian Horner oleh Red Bull Racing minggu lalu telah menciptakan kejutan di dunia Formula 1. Namun, hal ini tidak mengubah fakta bahwa tim tersebut sedang menghadapi kemungkinan hasil terburuk dalam klasemen konstruktor sejak tahun 2015. Meskipun terdapat beberapa faktor terkait dengan pemecatan Horner, tidak dapat diabaikan bahwa Red Bull telah mengalami penurunan yang signifikan sejak awal musim 2023.

Dalam sejarah, dominasi suatu tim biasanya berakhir seiring dengan perubahan regulasi. Red Bull sebelumnya kehilangan dominasinya ketika F1 beralih ke mobil hibrida pada tahun 2014. Namun, penurunan terbaru Red Bull terjadi secara tiba-tiba, di bawah regulasi yang stabil, membuatnya sulit untuk diterima. Saat ini, mereka berada di posisi keempat dalam klasemen konstruktor dengan 172 poin, tertinggal dari Mercedes dan Ferrari.

Dengan posisi akhir terburuk sejak 2015 nampaknya menjadi ancaman bagi Red Bull, terutama karena posisi pembalap kedua mereka, Yuki Tsunoda, belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan. Meskipun juara dunia, Max Verstappen, masih optimis dalam perebutan gelar juara, menjelang akhir musim terlihat sulit bagi Red Bull untuk bersaing dengan tim-tim lain yang lebih dominan dalam beberapa balapan terakhir. Meski begitu, mereka tetap berupaya untuk meningkatkan kinerja mereka dengan harapan dapat mengubah situasi tersebut ke depannya.

Source link

Exit mobile version