Siapkan Dana Rp558 Triliun untuk Membeli Google Chrome

Perplexity, perusahaan mesin pencarian AI, menawarkan untuk membeli Google Chrome dengan tawaran senilai US$34,5 miliar. Tawaran tersebut muncul di tengah Google menghadapi tuntutan hukum terkait kepatuhan antitrust di AS, di mana Departemen Kehakiman AS menyarankan Google untuk menjual Chrome sebagai solusi. Meskipun Google berencana mengajukan banding terhadap keputusan tersebut dan menyatakan bahwa penjualan Chrome dapat merugikan konsumen, Perplexity tetap menawarkan diri.

Startup Perplexity, yang menggunakan model AI untuk menganalisis konten web, telah meluncurkan mesin pencari AI pada Desember 2022. Mereka juga memiliki browser web AI bernama Comet yang dirilis pada Juli untuk memberikan pengalaman penjelajahan yang lebih personal. Startup AI lainnya, seperti OpenAI, juga dikabarkan sedang mengembangkan browser mereka sendiri, menunjukkan dorongan startup di bidang AI untuk memainkan peran penting di sektor internet.

Jesse Dwyer, juru bicara Perplexity, mengonfirmasi rincian penawaran kepada Google, termasuk komitmen untuk menjaga preferensi penjelajahan pengguna saat ini. Perplexity juga berjanji untuk terus mendukung dan mengembangkan layanan Chrome untuk jangka waktu tertentu setelah akuisisi, demikian juga berinvestasi dalam teknologi sumber terbuka yang digunakan dalam pengembangan browser, Chromium. Tujuan Perplexity dalam penawaran ini adalah untuk mendukung web terbuka dan memperluas keberadaan mereka di sektor internet.

Selain Google Chrome, Perplexity juga menyatakan ketertarikan dalam mengakuisisi TikTok setelah undang-undang AS mensyaratkan ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual aplikasi tersebut kepada perusahaan non-China atau dihadapkan pada larangan di AS. Tindakan Perplexity dalam menawarkan untuk membeli peramban dan aplikasi media sosial berujung pada pertumbuhan startup di era teknologi AI yang berkomitmen untuk memperbaiki berbagai layanan online.

Source link

Exit mobile version