Penjahat siber kerap menyalahgunakan momen khusus seperti hari Valentine untuk melakukan tindakan penipuan, terutama yang dikenal sebagai romance scam. Perusahaan Meta, yang merupakan induk dari Facebook dan Instagram, telah memberikan imbauan kepada pengguna untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi penipuan ini menjelang hari Valentine.
Berdasarkan pernyataan Meta, para penipu cenderung menyamar sebagai individu yang menarik, lajang, dan sukses. Mereka sering menggunakan latar belakang fiktif seperti militer, medis, atau bisnis, sering kali dengan menggunakan foto-foto yang diambil dari akun sungguhan atau bahkan menggunakan gambar yang dibuat dengan kecerdasan buatan. Taktik penipuan ini melibatkan pengembangan hubungan percaya diri dengan korban sebelum kemudian meminta uang.
Permintaan uang biasanya dilakukan dengan berbagai modus, mulai dari menyatakan kesulitan hingga menawarkan peluang investasi, terutama dalam bentuk mata uang kripto. Meta juga telah mengungkapkan bahwa mereka telah mengidentifikasi tiga kategori umum penipuan romantik, yaitu yang menyamar sebagai perwira militer, meniru selebriti, dan bahkan sebagai biro jodoh palsu yang menargetkan individu di Afrika.
Selain menindak penipuan secara teknis, Meta juga sedang menguji alat-alat baru untuk melawan kejahatan siber, termasuk teknologi pengenalan wajah. Meskipun alat tersebut belum sepenuhnya berfungsi untuk mengatasi tindakan penipuan, Meta mendorong pengguna untuk tetap waspada terhadap pesan dari orang yang tidak dikenal. Untuk menghindari jebakan penipuan, disarankan untuk memverifikasi identitas pengirim pesan dengan mencari informasi di platform sosial dan bersikap skeptis terhadap permintaan uang dalam bentuk kartu hadiah atau aplikasi pembayaran.