Dua astronaut NASA, Sunita Williams and Butch Wilmore, telah kembali ke Bumi setelah menjalani misi di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 9 bulan. Mereka kembali bersama dua kru ISS lainnya, yakni astronaut Nick Hague dan kosmonaut Aleksandr Gorbunov, menggunakan pesawat antariksa SpaceX, Dragon. Kepulangan mereka pada Selasa pukul 17.57 EDT atau Rabu pukul 04.57 WIB di lepas pantai Tallahassee, Florida, di Teluk Meksiko merupakan pertanda baik dalam misi yang semestinya hanya berlangsung 10 hari. Namun, pengaruh kehidupan di luar angkasa selama 9 bulan ini memberikan dampak yang signifikan pada kondisi fisik mereka.
Saat kembali ke Bumi, para astronaut sering mengalami gejala seperti pusing, mual, dan kesulitan berjalan karena perubahan gravitasi. Faktor utama di balik gejala-gejala tersebut adalah sistem vestibular di telinga yang membantu menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, redistribusi cairan dalam tubuh menjadi tidak teratur di luar angkasa, menyebabkan pembengkakan pada wajah dan tubuh bagian atas astronaut. Ketika kembali ke Bumi, mereka mengalami masalah hipotensi ortostatik dan kehilangan kepadatan tulang yang parah karena kurangnya gravitasi. Untuk menjaga kesehatan tulang, para astronaut di ISS menjalani rutinitas olahraga selama dua jam setiap hari.
Selain itu, pengaruh radiasi luar angkasa juga mempengaruhi kesehatan astronaut. NASA menyatakan bahwa radiasi di luar angkasa terdiri dari tiga jenis radiasi berbahaya yang dapat meningkatkan risiko kanker, kerusakan saraf pusat, dan penyakit degeneratif. Awak di ISS disebut menerima dosis radiasi tinggi selama enam bulan di luar angkasa, yang dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan mereka. Meskipun kembali dengan selamat, para astronaut harus menjalani adaptasi dan pemulihan yang intensif setelah menghabiskan waktu yang lama di luar angkasa.