Banjir melanda beberapa wilayah di Jabodetabek awal bulan Maret, dengan imbas yang lebih parah daripada tahun sebelumnya. Meskipun data menunjukkan curah hujan tidak lebih tinggi dari tahun 2020, dampak banjir lebih merusak. Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, hal ini menandakan bahwa banjir tidak semata-mata disebabkan oleh curah hujan ekstrem, tetapi juga faktor lain seperti tutupan lahan, DAS, dan urbanisasi. Dia mengungkapkan bahwa pertumbuhan lingkungan dan perubahan suhu merupakan faktor penting dalam meningkatnya intensitas banjir di kawasan Jabodetabek. Hal ini menunjukkan bahwa selain curah hujan tinggi, kondisi lingkungan dan urbanisasi juga memiliki peran besar dalam terjadinya banjir yang semakin parah. Oleh karena itu, penanganan banjir perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut demi mencegah terjadinya bencana banjir di masa depan.
Mengapa Banjir Jabodetabek 2025 Lebih Parah? Penjelasan BMKG

Read Also
Recommendation for You
Antrean panjang terjadi di India ketika ribuan orang menyerbu untuk menjadi yang pertama membeli iPhone…
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi hujan dengan intensitas sedang…
Organisasi masyarakat sipil yang memperjuangkan hak-hak digital, Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), mengkritisi…
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengungkapkan bahwa negosiasi divestasi platform media sosial TikTok dari…