Serangan Ransomware Meningkat di Timteng-Asia Pasifik

Kaspersky baru-baru ini merilis laporan tahunannya mengenai ancaman siber ransomware yang terus berkembang secara global dan regional. Data dari Kaspersky Security Network menunjukkan bahwa kawasan Timur Tengah, Asia Pasifik, dan Afrika menjadi wilayah dengan serangan ransomware tertinggi, diikuti oleh Amerika Latin, CIS, dan Eropa. Pangsa pengguna yang terkena serangan ransomware meningkat secara global dari 2023 hingga 2024, meskipun persentasenya tergolong kecil karena serangan semacam ini sering kali ditargetkan pada sasaran bernilai tinggi.

Di kawasan Timur Tengah dan Asia Pasifik, serangan ransomware lebih banyak terjadi karena transformasi digital yang cepat, luasnya permukaan serangan, dan perbedaan tingkat kematangan keamanan siber. Perusahaan di Asia Pasifik menjadi sasaran utama, terutama terhadap infrastruktur dan teknologi operasional, khususnya di negara-negara dengan ekonomi berkembang dan undang-undang privasi data baru. Meskipun serangan ransomware kurang umum di Afrika karena tingkat digitalisasi dan kendala ekonomi yang lebih rendah, negara seperti Afrika Selatan dan Nigeria mengalami peningkatan serangan karena ekspansi ekonomi digital, terutama di sektor manufaktur, keuangan, dan pemerintah.

Keterbatasan kesadaran dan sumber daya keamanan siber membuat banyak organisasi rentan terhadap serangan ransomware di kawasan tersebut. Amerika Latin juga dilanda serangan ransomware, terutama di negara-negara seperti Brasil, Argentina, Chili, dan Meksiko, meskipun kendala ekonomi dan tebusan rendah turut menghalangi beberapa penyerang. Adopsi digital yang semakin berkembang di kawasan tersebut juga meningkatkan risiko paparan terhadap serangan ransomware.

Source link

Exit mobile version