Chatbot Cek Fakta: Solusi Respons Ancaman Deepfake

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bekerja sama dengan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) dalam pengembangan chatbot untuk melakukan pengecekan fakta guna mengatasi ancaman deepfake yang semakin merebak di era kecerdasan buatan (AI). Chatbot ini dirancang dengan menggunakan AI untuk melakukan pengecekan tidak hanya pada teks, tetapi juga gambar, video, dan suara. Diharapkan platform ini dapat membantu masyarakat dalam mengenali kebenaran dari sebuah konten yang mereka terima.

Boni, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi, menyampaikan pentingnya para kreator konten memberikan disclaimer atau kredit saat menggunakan AI dalam pembuatan konten, sehingga informasi asal muasal konten tersebut dapat diidentifikasi dengan jelas. Meskipun belum ada aturan yang mewajibkan para kreator konten untuk menandai konten yang dibuat dengan bantuan AI, adopsi teknologi AI dianggap sebagai keharusan untuk mengikuti perkembangan zaman.

Literasi digital menjadi kunci utama dalam memahami dan memanfaatkan teknologi AI secara positif dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Sementara itu, pemanfaatan AI di Indonesia diperkirakan akan berkontribusi sebesar 12 persen terhadap pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2030. Laporan dari Microsoft juga menunjukkan tingginya adopsi AI di Indonesia, di mana 92 persen pekerja secara aktif menggunakan AI generatif dalam pekerjaan mereka.

Dalam menghadapi era AI, 48 persen responden menyatakan lebih memilih menggunakan AI daripada bergantung pada rekan kerja manusia, karena kemampuannya yang siap sedia 24 jam sehari. Selain itu, AI juga dianggap dapat meningkatkan kecepatan kerja dan kemampuan berpikir kreatif. Sebagian besar pekerja juga melihat AI sebagai mitra diskusi yang dapat memberikan kontribusi positif dalam pekerjaan mereka. Dengan demikian, penggunaan AI diharapkan dapat mempercepat perkembangan dan efisiensi dalam berbagai sektor.

Source link

Exit mobile version