Awan Tsunami: Perbandingan Fenomena di Portugal dan Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena “awan tsunami” yang terjadi di Ovar, Portugal pada Minggu (29/6) adalah fenomena awan Arcus. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, awan Arcus memiliki ciri-ciri bentuk horizontal memanjang, rendah, dan terlihat seperti gulungan atau gelombang. Awan seperti ini cenderung gelap, mengancam, dan biasanya terbentuk di depan badai, khususnya badai petir. Fenomena ini juga bisa menjadi indikasi cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, atau puting beliung.

Fenomena awan tsunami terjadi di pantai Ovar, Portugal, dan terjadi pada Minggu (29/6). Video yang diunggah oleh CBS News menunjukkan reaksi panik dari warga yang melihat fenomena ini di langit. Fenomena serupa pernah terjadi di Indonesia pada September 2024, dan fenomena ini dijelaskan oleh anggota Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) LAPAN, Ina Juaeni, sebagai awan Arcus yang terbentuk karena ketidakstabilan atmosfer.

Awan Arcus terbentuk karena adanya ketidakstabilan atmosfer, di mana massa udara hangat yang lembab bertemu dengan massa udara dingin. Ketika kedua massa udara ini saling bertemu, terbentuklah awan Arcus yang terlihat seperti gulungan gelombang tsunami raksasa. Gulungan awan ini terbentuk karena shear angin, di mana bagian luar awan terlihat halus dan bagian dalamnya kasar akibat angin yang kuat. Munculnya awan Arcus menjadi tanda akan datangnya hujan badai.

Awan Arcus dapat berbentuk gulungan atau datar, dan bentuk datar lebih sering ditemukan. Awan ini biasanya muncul di sepanjang pantai atau wilayah bukan pantai. Penampakan awan Arcus dapat menjadi pertanda akan adanya hujan lebat yang akan segera turun. Oleh karena itu, ketika terlihat awan panjang di dasar Cumulonimbus, itu artinya awan Arcus muncul dan hujan lebat akan segera mengguyur.

Source link

Exit mobile version