Dari Tegal ke Texas: Mengapa Tak Ada yang Aman dari Banjir?

Bulan Juli 2025 menjadi saksi dari dampak buruk perubahan iklim yang semakin terasa di berbagai kota besar di seluruh dunia. Cuaca ekstrem dan banjir melanda pemukiman dari Tegal hingga Jakarta di Indonesia, serta Texas di Amerika Serikat, menyebabkan kerugian besar dan mengancam jutaan jiwa. Banjir global telah melanda berbagai negara seperti Thailand, Amerika Serikat, Inggris, dan Botswana, menimbulkan kerugian yang tidak terhitung.

Banjir bandang di Texas, AS, akibat hujan deras antara 4 hingga 7 Juli 2025, menyebabkan dampak yang merugikan. Sedikitnya 120 orang tewas dan puluhan lainnya hilang. Di Indonesia, banjir bandang juga merendam Tegal akhir Juni lalu, serta kota-kota lain seperti Bekasi, Medan, dan Kutai. Banjir ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tetapi juga kerugian materiil yang mencapai triliunan rupiah.

Banjir adalah bencana alam yang paling sering terjadi di seluruh dunia, mencapai 40 persen dari total bencana. Kerugian ekonomi akibat banjir global mencapai US$388 miliar per tahunnya. Angola mengalami banjir terburuk yang pernah tercatat, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan kematian anak-anak. Sementara di Indonesia, kerugian akibat banjir di DKI Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun, dengan tingkat keparahan yang terus meningkat tiap tahunnya.

Dengan perubahan iklim yang semakin parah, investasi besar dalam pengelolaan bencana dan adaptasi menjadi sangat penting. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memitigasi dampak buruk banjir. Negara-negara seperti Inggris telah menginvestasikan dana yang besar untuk membangun pertahanan banjirnya. Investasi dalam ketahanan bencana diharapkan dapat memberikan keuntungan ekonomi dan sosial yang signifikan.

Diperlukan upaya bersama dalam mencegah kerugian yang terus bertambah tiap tahun akibat banjir. Tanpa tindakan yang serius, Indonesia dan negara lainnya akan terus mengalami kerugian ekonomi dan kemanusiaan akibat cuaca ekstrem. Kontribusi dari pemerintah, swasta, dan lembaga keuangan internasional sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.

Source link

Exit mobile version