Sebuah penelitian baru telah mengungkapkan bahwa tomat adalah nenek moyang dari kentang, berevolusi dari nenek moyang tersebut sekitar 9 juta tahun yang lalu. Para peneliti menemukan bahwa tomat liar dari Andes disilangkan dengan tanaman bernama Etuberosum melalui proses hibridisasi – pencampuran materi genetik untuk membentuk garis keturunan baru. Meskipun tanaman kentang mirip dengan Etuberosum di atas tanah, namun memiliki perbedaan mencolok di bawah tanah. Para peneliti kemudian mencari penjelasan tentang umbi kentang dengan memeriksa genetik tomat yang mirip. Melalui analisis genom kentang, tim peneliti menemukan dua gen penting, yaitu SP6A dari tomat dan IT1 dari Etuberosum, yang ketika bersatu, memicu proses pembentukan umbi kentang yang lezat.
Studi yang diterbitkan pada tanggal 31 Juli ini mengungkap bagaimana hibridisasi bisa memicu munculnya organ baru, mengarah pada keberagaman spesies yang baru. Kentang mewarisi campuran gen dari kedua orang tuanya, menjadikannya tanaman yang kuat dan kokoh. Di masa lalu, kentang dibawa ke Eropa oleh kapal-kapal Spanyol pada abad ke-16 dan menjadi makanan pokok di seluruh Eropa dan dunia. Kentang memiliki kemampuan yang tangguh untuk bertahan dalam kondisi yang buruk dan sudah lama dijadikan salah satu makanan pokok yang paling penting di dunia.