Sesar di Jawa Barat telah menjadi perhatian setelah wilayah tersebut diguncang oleh serangkaian gempa selama lebih dari seminggu. Salah satu sesar yang saat ini menjadi sorotan adalah Sesar Citarik yang sering mengguncang wilayah Bogor hingga Sukabumi. Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sesar Citarik memanjang dengan orientasi sesar arah utara barat daya – timur laut, tersegmentasi melalui Pelabuhan Ratu, Bogor, hingga Bekasi. Sesar ini diperkirakan aktif sejak belasan juta tahun lalu dan masih terus aktif saat ini dengan mekanisme berupa sesar geser/mendatar mengiri.
Beberapa kejadian gempa signifikan dan merusak yang diduga dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik antara lain terjadi pada tanggal 14 Juni 1900, 9 Februari 1975, 12 Juli 2000, dan 10 Maret 2020. Kejadian terakhir adalah gempa merusak di Bogor pada 10 April 2025 dengan kekuatan M4,1. Selain itu, gempa dahsyat yang melanda Kota Bogor pada 11 Oktober 1834 juga diduga dipicu oleh Sesar Citarik.
Gempa Bogor pada April 2025 merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal dengan kedalaman hiposenter 5 kilometer yang terletak di Kota Bogor. Aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sumber sesar geser (strike-slip) dipicu gempa ini. Daryono menjelaskan bahwa gempa tersebut disertai dengan suara gemuruh dan dentuman karena kedalaman gempa yang sangat dangkal.
Gempa Bogor tersebut dirasakan kuat di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok dengan Skala Intensitas III-V MMI yang menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga. Daryono mengingatkan bahwa Sesar Citarik berpotensi menimbulkan gempa kuat, sehingga jalur sesar ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur di wilayah Jabodetabek dan Sukabumi.